Showing posts with label djarot saiful hidayat. Show all posts
Showing posts with label djarot saiful hidayat. Show all posts

20 April 2016

Unknown

PPSU Tetap Diperlukan ujar Djarot

kompas com
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat, menyatakan tidak ada perbedaan pandangan antara dirinya dengan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok terkait keberadaan pekerja penanganan prasarana dan sarana umum (PPSU).

"Aku bilang itu (PPSU) tetap diperlukan tetapi masyarakat jangan cuek, membantu (PPSU) dong," kata Djarot di Balai Kota, Senin (18/4/2016).

Menurut dia, jika warga dan PPSU bekerja bersama, masalah lingkungan cepat teratasi. Djarot menampik bahwa dirinya tidak setuju PPSU.

"Saya setuju dengan PPSU karena itu dibutuhkan. Tetapi masyarakat harus membantu, jangan semua diserahkan ke PPSU. Terutama (kebersihan) di depan rumah sendirilah. Kan masih banyak (keadaan lingkungan) yang melihat, begitu saya pikir," kata Djarot.

Pernyataan Djarot itu agak berbeda dengan pernyataannya tiga hari lalu. Menurut Djarot, pasukan oranye itu bisa mematikan budaya kerja bakti yang ada di warga.

Ia mengatakan, keberadaan PPSU dapat membuat warga menjadi manja. "Budaya kerja bakti jangan sampai hilang. Hati-hati, PPSU tuh bisa mematikan gotong royong lho," kata Djarot, saat itu.

Ahok sebelumnya mengukuhkan 33.099 PPSU pada Agustus 2015 lalu. Mereka ditugasi secara khusus untuk mewujudkan Kota Jakarta yang modern dan tertata rapi. PPSU ditempatkan di tiap kelurahan di Jakarta.

Ahok menugaskan PPSU untuk mewujudkan Jakarta bersih dan tidak ada puntung rokok yang berserakan. Mereka juga bertugas menimalisasi genangan ketika hujan turun.

PPSU ini memperoleh gaji sebesar upah minimum provinsi, yaitu Rp 3,1 juta per bulan. Mereka juga mendapat fasilitas Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan dan Ketenagakerjaan.

sumber : kompas.com
Read More

17 April 2016

Unknown

Djarot Diminta Mundur Karena Selalu Kritik Kebijakan Ahok

Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat belakangan kerap menunjukkan sikap yang berseberangan dengan Gubernurnya, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

Serangan halus ini mulai terdengar sejak Ahok memutuskan maju Pilkada 2017 lewat jalur independen.

PDI-P yang pada awalnya berminat mengusung Ahok pun kini memasukkan nama Djarot ke bursa calon penantang Ahok.

Peneliti senior LIPI Syamsudin Haris menilai, sikap Djarot yang sering mengkritik Ahok di muka publik ini tidak etis.

"Wagub tidak etis mengkritik kepala daerahnya," kata Syamsudin kepada Kompas.com, Sabtu (16/4/2016).

Syamsudin berpendapat, gubernur dan wakilnya adalah pimpinan sepaket. Oleh karenanya, wagub mesti setuju dan mendukung kebijakan gubernurnya.

Jika Djarot memang berseberangan dengan Ahok, maka mundur dari kursi wagub adalah hal yang tepat.

"Kalau dia memiliki sikap berbeda, lawan pilkada atau bukan, harus mundur, nggak bisa terus," ujar Syamsudin.

Sikap berseberangan ini bukan tak mungkin merupakan strategi Djarot untuk mendulang popularitas sebagai modal pertarungan pilkada jika kelak ia diusung.

Namun Syamsudin menilai jika popularitas yang dicari, mundur justru kuncinya.

"Dengan mundur malah dapat popularitas. Lebih jantan ketimbang kritik terus," kata Syamsudin.

sumber : kompas.com
Read More